AN UNBIASED VIEW OF CERPEN FIKSI

An Unbiased View of Cerpen Fiksi

An Unbiased View of Cerpen Fiksi

Blog Article

Kemudian aku pergi ke kebun sambil tersenyum lebar. Aku lapar. Aku melihat pohon apel yang besar di kebun dan berlari menuju pohon itu untuk makan apel.

Akan tetapi, nahas bagi maman karena bacaan mantra tersebut malah berbalik ke arahnya dan ia pun menjadi batu.

Dengan batu di tangan kanannya hendak melempar si maling gelagapan si maling berlari-jauh, melompati pagar setinggi gunung yang baru lahir.

Kemudian dia berlalu setelah tawar-menawar yang alot dan si penjual tetap pada pendiriannya. Dengan masih emosi si ibu kembali menjelajahi kios-kios di sekitarnya, Monkey tetap mengikuti.

Gareng: “Baiklah, bawa dompet saya dan telepon saya jika ada masalah. Buruan pergi, saya tidak ingin terlihat seperti orang yang hanya pura-pura membeli tetapi tidak punya uang.”

“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir biar saya yang menanggungnya.” lanjut Papa Riska.

Si Kancil ingin berjemur di bawah terik matahari. Di sana ada sungai besar yang airnya dalam sekali. Setelah sekian lama berjemur, Si Kancil merasa ada yang berbunyi di perutnya.

Apakah aku harus memanggil Expert agar kamu bisa segera dibawa ke UKS?” Meskipun aku mencoba keras untuk tetap kuat, akhirnya aku mengakui, “Mungkin lebih baik kamu memanggil Expert. Aku memang tidak merasa baik.”

Aku takut jika aku tidak bisa menangis kembali. Hari yang penuh amarah. Walaupun aku tidak sedang marah. Hari yang penuh air mata. Walaupun air mata ini bukan lagi meneteskan air mata. Aku takut bila mata ini sudah tidak mengenali perasaanku kembali. Yang biasanya menggenggam rasa dengan air mata, tetapi sekarang tidak ada sedikitpun rasa yang datang. Apakah kesedihan sudah punah di dalam hati ini? Mungkin saja aku belum bisa menemukan kesedihan di hidupku. Yang ada malah kebahagiaan yang selalu menyertai. Sedikit rindu untuk rasa yang sudah lama Cerita Fiksi tidak aku rasakan. Terkadang keinginan untuk menangis selalu ada,karena kumpulan kesedihan telah roboh di bendungan kesenangan.

Ketika hendak kembali mencari kayu bakar, si pemuda tidak sengaja menabrak kereta milik raja hingga kereta tersebut terbalik. Meski sudah meminta maaf berkali-kali, raja tetap memerintahkan para pengawalnya untuk menangkap pemuda tersebut dan memenjarakan dia.

Di suatu desa yang damai dan tenteram hiduplah sepasang saudara kembar yang bernama Maman dan Momon. Keduanya memiliki kemampuan istimewa yaitu memiliki ilmu sihir.

Keesokan harinya, ketika Bu Emily dan Pak Peter bersiap-siap membawa anak anjing itu ke tempat penampungan, mereka mendengar June bertanya kepada orang tuanya apakah anak anjing itu bisa tinggal bersama mereka.

Semoga setelah mempelajari ini, kamu bisa lebih paham tentang cerita fiksi dan bisa membuat sendiri cerita fiksi yang menarik untuk para pembaca,

Keadaan kelas lima dibuat resah atas kejadian pencurian uang. Terlebih Herman sebagai ketua kelas. la malu. Ia bertekad untuk menangkap si pencuri uang. Hingga pada suatu perundingan.

Report this page